Depok menjadi pusat penyangga ibukota serta menjadi sentral di antara
kota lainnya Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi. Artinya dari pemetaan
wilayah, Kota Depok menjadi pusat dan tempat pelintasan di antara
kota-kota tersebut. Bukankah ini menjadi peluang besar untuk
mengembangkan potensi wisata di kota Belimbing ini. Nah pertanyaannya,
potensi wilayah apa yang pas untuk dikembangkan? Kemudian apa yang harus
kita lakukan agar Depok yang dijuluki Kota Seribu Setu ini mampu
menyerap pengunjung dan menjadi sumber pendapatan masyarakat Depok?
Seorang pakar lingkungan Universitas Indonesia, DR.Ir.Tarsoen Waryono,
MSi angkat bicara mengenai hal itu "Depok tampaknya tidak mungkin
menjadi kota wisata. Tetapi potensi wisata di Kota Depok sangat mungkin
menjadi sumber pendapatan masyarakat dan mendatangkan PAD. Dengan
demikian potensi wisata tersebut mampu menunjang pembangunan ekonomi di
Kota Depok," tukas Tarsoen.
Tarsoen menuturkan, Depok memiliki berbagai potensi yaitu
Bantaran Sungai (23 km), Situ-situ (119 ha), Studio Alam(25 ha), Kawasan
Hijau Produktif (150 ha), Hutan Raya (5 ha), dan Hutan Kota (45 ha).
"Depok berada di antara kawasan wisata argo Bogor dan Urban Industry
Ibukota Jakarta. Maka itu, aspek dan prospek pengembangan ekowisata
terpadu berbasis potensi Sumber Daya Alam di wilayah Kota Depok perlu
dioptimalkan," jelas Tarsoen yang pernah meraih Kalpataru 2005 kategori
Pembina Lingkungan ini.
Lebih lanjut, dia memaparkan ide pengembangan potensi yang
dimiliki kota Depok tadi. Contohnya, Bantaran Sungai yang melintas di
Kota Depok seperti Sungai Ciliwung, Sungai Krukut dan Sungai
Pesanggrahan bisa dikelola sebagai tempat wisata dengan menjaga
kelestarian lingkungan sekitarnya. Lokasi bantaran sungai juga bisa
menjadi saran pelatihan bio konservasi, ekologi, dan biologi. Jika
halite terjadi, maka bantaran sungai bisa menjadi wahana rekreasi air
rakit, autbound, dan cross country. Selain itu, dari sisi ekonomi,
bantaran sungai tersebut juga bisa dijadikan tempat pengembangan
breeding satwa, pasar burung dan wahana film.
Sedangkan pengembangan potensi Ekowisata Setu-Setu bisa
dilakukan dengan mempertahankan wilayah konservasi. Hal ini mengingat
arti pentingnya potensi sumberdaya setu-setu atas peranan fungsi dan
jasanya sebagai kawasan tandon air dan pengendali banjir. Di situ bisa
dijadikan tempat perlatihan dayung/perahu, latihan menjala dan
memancing. Lalu pengembangan bisa dilakukan dengan membuat arena
rekreasi pemancingan, sepeda air dan lomba dayung. Sementara dari sisi
pengembangan ekonominya, bisa dilakukan pengembangan ikan hias, biota
air dan wahana film serta pengembangan tanaman hias.
Sementara itu, Taman Hutan Raya (Tahura) Pancoran Mas bisa
di kembangkan menjadi objek wisata alam, wisata pendidikan serta menjadi
laboratorium biologi. Apalagi, Tahura ini memiliki nilai sejarah (tahun
1817) serta nilai situs masyarakat. Maka itu, menurut Tarsoen,
Pemerintah Kota Depok memiliki kewenangan untuk mengkonservasi areal
Tahura tersebut agar tetap eksis. Begitu pula dengan Studio Alam TVRI
bisa menjadi sumber PAD melalui kegiatan rekreasi alam, camping ground,
wahana aneka atraksi kebudayaan daerah, pembuatan pusat aneka makanan
daerah serta pengembangan studio mini.
Kemudian yang tak kalah penting, pengelolaan Kawasan Hijau
Kota Depok menjadi objek wisata argo. Selain menjadi tempat konservasi
penyangga resapan air, kawasan hijau ini bisa dioptimalkan dengan
menanam berbagai jenis tanaman buah. Dengan demikian, wisata tanaman
buah-buahan seperti rambutan, belimbing, jambu merah, sawo dan salak
bisa menarik perhatian pengunjung local maupun nasional. Namun yang
menjadi catatan Tarsoen, sebelum Depok mengembangkan potensi-potensi
wisata tersebut, Depok harus membangun askes masuk yang mudah dan
nyaman.
Gerbang keluar masuk Kota Depok terutama di Jalan Margonda
harus mencerminkan dan mengesankan Depok sebagai wilayah yang nyaman
untuk di kunjungi. Atur pemasangan reklame dan spanduk agar tidak
semraut dan sumpek. Selain itu, jalur lintasan kereta juga harus
diperbaiki sehingga memberikan kesan sejuk dan bermanfaat untuk
masyarakat. Kemudian, Depok juga harus memiliki standar baku askes jalan
utama, badan jalan dan jalan setapak setra jalur hijau. Jadi, begitu
orang masuk Depok, memunculkan kesan bahwa Depok merupakan kota yang
nyaman sehingga mereka mau dating ke lokasi-lokasi wisata tadi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar